Sep 132024

Transformasi Pendidikan, Transformasi Pembangunan

tahun terakhir telah menyaksikan lompatan besar dalam dunia pendidikan. Pandemi ini telah membawa malapetaka pada dunia pendidikan. Meskipun “disrupsi” pada awalnya merupakan kata kunci yang penting namun sulit diterapkan di lembaga pendidikan, pandemi ini memaksa kita untuk mengambil lompatan besar ke depan dan https://www.kemenagkabbekasi.com/ tidak terduga. Sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey & Company (2020) menunjukkan perubahan penting dalam kehidupan manusia. Masyarakat terpaksa berdiam diri di rumah dan melakukan aktivitas seperti belajar dari rumah.

Bagi sebagian orang, belajar dan bekerja dari rumah merupakan sebuah kemewahan, mengingat tersedianya fasilitas pendukung yang memadai. Namun bagi sebagian kelompok lain, terbatasnya akses terhadap teknologi informasi membuat pembelajaran di rumah menjadi “siksaan”. Banyak kelompok mahasiswa dan guru/dosen yang justru mendapat tekanan karena tidak adanya “sistem pendukung”. Transformasi digital di sektor pendidikan masih terkendala oleh ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas infrastruktur digital (surplus) di negara-negara berkembang, dan akses terhadap infrastruktur tersebut juga didukung oleh peningkatan pendapatan per kapita. Di sisi lain, infrastruktur digital juga diperlukan untuk memudahkan akses pendapatan per kapita dan memastikan masyarakat memiliki akses terhadap kebutuhannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sebayar & Asri ND (2021) menunjukkan bahwa dari sudut pandang siswa, masalah terbesar bukanlah keuangan, tetapi proses pembelajaran, tekanan untuk memahami konten yang disajikan di jaringan . Potensi kecurangan juga menjadi tantangan besar dalam peningkatan kapasitas staf. King (2009) menguji bahwa menyontek dalam ujian online mudah dilakukan oleh lebih dari 70% siswa. Oleh karena itu, perlu adanya transformasi proses pendidikan ke pembelajaran berbasis proyek guna meningkatkan keterampilan siswa dalam menerapkan berbagai teori yang telah dipelajari.

Adaptasi dan Semangat

Peningkatan kesadaran di antara berbagai pemangku kepentingan memungkinkan terjadinya lompatan transformatif. Padahal, sumber daya manusia merupakan bagian dari faktor produksi yang menjadikan seluruh sumber daya berada pada kondisi optimal dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Perekonomian Indonesia berpeluang tumbuh sebesar 3,69 persen pada tahun 2021 (BPS, 2022), menandakan aktivitas perekonomian sudah kembali normal.

Salah satu kunci pertumbuhan berkelanjutan adalah sumber daya manusia yang mampu beradaptasi terhadap perubahan. Manusia dilahirkan dengan naluri dan kemampuan berpikir yang luar biasa. Institusi perlu melakukan lebih dari sekedar mengeluarkan ijazah, mampu beradaptasi dan tidak kaku, serta bersedia melakukan lompatan dalam inovasi dan menjaga semangat kerja.

Matematika untuk Siaga Bencana

Dawa Transformatif Digital

Adaptasi telah terjadi. Semua pihak saling belajar untuk memahami nilai-nilai yang harus dicapai guna mencapai produktivitas dan proses yang menghasilkan outcome pendidikan. Kemampuan manusia dalam beradaptasi dan mencari peluang baru untuk tampil sebaik mungkin ternyata mampu mengatasi berbagai keterbatasan. Baik hadir secara fisik maupun tidak, membangun nilai-nilai positif dan produktif harus menjadi gaya hidup. Pengetahuan teoritis harus diperoleh dalam hubungannya dengan bentuk-bentuk yang tepat untuk memberikan kontribusi positif bagi peradaban manusia.

*Ujung-ujungnya bangsa ini akan berseru, “Kita menang!” (Asnita Frida Sebayar, Dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Unisba)


Write a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *